Kamis, Mei 07, 2009

Solidaritas Biker

Jam 18.35 , persis di sisi kiri pintu tol Rawamangun Jaktim, pada jalur motor banyak pengendara motor berhenti dan menyemut sehingga mengakibatkan jalan macet mengular sampai lampu merah per-empatan sebelumnya.
Saya coba cari tahu, ada apa gerangan, motor berjalan pelan dan tersendat karena macet, dititik yang menyebabkan macet saya lihat seorang bapak tergelak ditemani beberapa pengendara motor yang mencoba mendatangi nya dan mencari tahu apa yang terjadi.
Hal ini membuat saya berfikir, bapak tersebut harus segera ada yang merawat lebih lanjut, ku pencet 112 (polisi) nyambung tapi ngak ada yang angkat, trus 118 (ambulan) di angkat dan dijawab tapi ambulannya lagi kosong karena sdg menangani kasus kecelakaan dilokasi lain.
Akhirnya si Bapak bisa duduk dan ingin segera pulang dibonceng dengan temannya yang satu motor tadi.
Setelah di coba , baru 30 meter berjalan si Bapak yang dibonceng jatuh lagi.
Ups astagfirullah,
Akhirnya beberapa biker yang ada menyarankan si Bapak utk naik taksi.
Tapi selidik punya selidik si Bapak bilang ngak bawa ongkos, untunglah ada biker yang pakai Tiger memberikan motivasi , tenang aja pak nanti gampanglah masalah ongkos.
Tak berapa lama teman biker men-stop sebuah aksi Kosti.
Jadilah saya , dan 3 orang biker serta 1 orang teman si bapak tadi mengawal di belakang taksi.
Ditengah jalan 2 teman biker pamit dan langsung pulang, tinggal saya , 1 orang biker dan teman si bapak.
Dalam hati berkecamuk, haruskah saya mengantar Bapak tersebut sampai kerumahnya ???
atau saya ikutan pamit karena rute saya tidak sejalan (rute saya dari rw mangun ke Kramat jati -> Depok) , sedangkan rumh si Bapak tadi di Cawang ke arah Otista.
Alhamdulillah niat positif ku bisa mengalahkan ego negatif ku, akhirnya saya dan seorang biker sampai juga mengawal si Bapak sampe rumah.
Yang bikin aku iri , teman biker yang naik tiger itu yang membayarin ongkos taksi dari Rw Mangun sampai rumah si Bapak (Cawang).
Wah amal solehnya jadi berlipat beliau.
Ala kuli hal ini menjadi satu pelajaran buat saya, bila punya niat baik , lakukan saja insya Allah akan Allah bantu.

Minggu, Mei 03, 2009

May Day (Hari Buruh)

May Day ( 1 May 2009 ) , buruh semakin terpuruk krisis global di Amerika semakin membuat buruh tak memiliki daya tawar karena dihantui oleh isu efisiensi (PHK) perusahaan akibat krisis global.

Multi Tasking - Out Sourcing - Regulation yang digagas oleh kaum kapitalis2 dunia telah merambah Indonesia dan makin terasa dampaknya.
Tahun 2004 Ketika kami bertemu dengan serikat pekerja malaysia , mereka bertutur, bahwa isu global di asia tenggara agar mendapat upah buruh yang murah para kapitalis mensyaratkan 3 hal diatas.

1. Multi Tasking

Adalah upaya para kapitalis meng "optimalkan" (eksplotasi) tenaga para buruhnya sehingga tidak diperlukan lagi tenaga buruh tambahan yang akan berdampak "biaya" (mengurangi profit) bagi usahanya.
Mereka berharap 1 orang buruh bisa menyelesaikan pekerjaan 3 orang atau lebih, sehinga mereka bisa "saving" biaya 2 orang buruh.

2. Out Sourcing

Adalah upaya kedua bila "optimalisasi" buruh sudah dirasa maksimal , maka boleh ditambah tenaga buruh lainnya dengan cara melakukan kontrak kerja terhadap badan/perusahaan yang menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan tertentu. Tentunya para kapitalis akan memilih perusahaan/badan penyedia tenaga kerja dengan upah buruh yang lebih murah. Selain mendapat keuntungan upah buruh yang rendah, mereka juga terbeas dari kewajiban membayar tunjangan kesehatan, pensiun dsb nya.

3. Regulation

Agar ke-2 tujuan mereka tercapai , bahkan juga tujuan-tujuan lainnya mereka aktif melobi parlemen/legislatif maupun eksekutif agar dikeluarkan undang-undang/regulasi yang menudukung keinginan mereka dengan iming-iming , mereka akan membenamkan uangnya dan membuka lapangan pekerjaan dinegara yang memenuhi keinginan mereka.

Bahkan untuk mencapai tujuan ini tak jarang mereka menggunakan para akademisi/profesional sebagai alat pembuat logika ilmiah yang tak terbantahkan oleh legislatif maupun eksekutif. Dengan modal yang un-limited hal ini sudah mulai terlihat hasilnya.

Dan dalam jangka panjang akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu akan meledak , yang pada gilirannya pemerintah akan menanggung dan membersihkan efek negatif dari kerakusan para kapitalis, sementara mereka dengan mudah terlepas dari tanggung jawab dan melenggan pergi , seraya membenamkan modalnya di tempat yang baru.

Depok 03052009